KENDARI - Ternyata, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis
Matta, Lc punya kesan buruk dengan keberadaan Sekretariat Gabungan
(Setgab). Ketika berbicara saat berkunjung di Graha Pena Kendari, Sabtu
(8/6), Anis sempat menyinggung hal-hal negatif di sekitar Setgab.
"Anggota Setgab itu adalah 75 persen dari total suara di DPR. Kita yang
mayoritas di parlemen yang tergabung dalam Setgab ini seharusnya juga
menggambarkan akal kolektif masyarakat. Filosofi inilah yang hilang,"
kata Anis Matta.
Di mata Anis Matta, kelemahan Setgab selama ini karena menggunakan
pendekatan instruksional. "Jadi, pendekatannya tidak boleh
instruksional. Itu minyak harus naik, tidak boleh ngomong yang lain.
Century harus terima, harus dibela, tidak boleh ngomong yang lain.
Sehingga kemudian, segala hal serba dipolitisasi, didekati secara
emosional. Ini masalah kesetiaan, ini masalah loyalitas, ini tidak
loyal, anda munafik dan seterusnya," tutur Anis dengan mimik serius.
Menurut Anis Matta, persoalan yang dihadapi bukan hanya persoalan
Setgab, tapi sistem politik yang berubah dari sistem demokrasi menjadi
otoriter.
"Kalimat-kalimat loyalitas, munafik ini kan hanya ada dalam masyarakat
berbudaya feodal, atau budaya dalam sistem pemerintahan otoriter. Kalau
anda baca dalam negara komunis, itu kan bahasa-bahasa seperti ini yang
dipakai kepada orang yang berbeda. Ini tidak loyal pada negara,
penghianat negara, komprador, macam-macam. Sama juga dengan bahasanya
Hitler semuanya. Ini tidak sehat dalam kehidupan demokrasi," tandas Anis
Matta didampingi sejumlah anggota Fraksi PKS DPR.
Padahal, dalam sistem presidensial itu, hanya satu lembaga penyeimbang
bagi eksekutif, namanya legislatif. "Kalau mau seperti itu, mending kita
berubah saja jadi kerajaan. Jangan pakai republik kalau begitu. Kan ini
masalah," katanya.(ong)
*sumber: jppn
0 komentar:
Posting Komentar