Dakwah dihantam, perkembangannya tak bisa diredam
Dakwah ditinju, pertumbuhannya tambah maju
Dakwah diinjak pendukungnya semakin melonjak
Abdullah bin Ubay semakin gusar, pamor Muhammad makin berkibar, kekuatan Islam semakin besar.
Tiap detik mereka mengintai, kapan umat Islam lalai, tipu muslihat semakin lihai mencari celah semakin pandai.
Kesempatan
itu datang, harus segera ambil peluang ,tak butuh waktu panjang, rumah
tangga Rasul digoyang, ketika pasukan usai perang, Isteri Rasul Aisyah
terlambat datang, bersama seseorang , di waktu fajar menjelang.
Hembusan fitnah menerjang, bagai badai mengguncang, semua sibuk berbincang.
Tentang Aisyah dan Sofwan, yang datang berduaan, duhai apa gerangan yang mereka lakukan sepanjang perjalanan???
Fitnah
berhembus bagai Bola liar, makin meliuk mengular, penduduk sekota semua
mendengar, berita bohong yang menggelegar. Perselingkuhan yang dikemas
fulgar. Rumah tangga Rasul dibakar, berita makin tersebar. Wajah Rasul
serasa ditampar
Aisyah bunda mukmin suci sejati, tak kuasa membela diri, menahan luka tak terperi.
Hati
rasa terkoyak, berharap turun wahyu rasa tak layak, ayah bunda hanya
bisa terhenyak, dada semakin sesak. Tenggorokan rasa tersedak.
Ya
begitulah jalan dakwah ini tak pernah sepi dari liku dan duri, hanya
manusia yang punya nurani sanggup mengambil ibroh di tiap sesi.
Badai itu akhirnya berlalu, setelah Rasul mendapat wahyu.
Bersihkan Aisyah dari tuduhan, surat An-nur jadi tuntunan.
An-nur 11-20
11.
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk
bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari
mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di
antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran
berita bohong itu baginya azab yang besar [1031].
12. Mengapa di
waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat
tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak)
berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”
13. Mengapa
mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas
berita bohong itu? Oleh Karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi
Maka mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta.
14.
Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di
dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, Karena
pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.
15. (Ingatlah) di
waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu
katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan
kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah
adalah besar.
16. Dan Mengapa kamu tidak berkata, di waktu
mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita
memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), Ini adalah dusta
yang besar.”
17. Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali
memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang
beriman.
18. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
19.
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat
keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab
yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu
tidak Mengetahui.
20. Dan sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah
dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha
Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).
[1031]
berita bohong Ini mengenai istri Rasulullah s.a.w. ‘Aisyah r.a. ummul
Mu’minin, sehabis perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya’ban 5 H.
Perperangan Ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula ‘Aisyah dengan
nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau. Dalam
perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu
tempat. ‘Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, Kemudian
kembali. Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi
mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa
‘Aisyah masih ada dalam sekedup. setelah ‘Aisyah mengetahui, sekedupnya
sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu
akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat
nabi, Shafwan Ibnu Mu’aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur
sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: “Inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un, isteri Rasul!” ‘Aisyah terbangun. lalu dia dipersilakan
oleh Shafwan mengendarai untanya. Syafwan berjalan menuntun unta sampai
mereka tiba di Madinah. orang-orang yang melihat mereka membicarakannya
menurut pendapat masing-masing. mulailah timbul desas-desus. Kemudian
kaum munafik membesar- besarkannya, Maka fitnahan atas ‘Aisyah r.a.
itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum
muslimin.
Pelajaran yang dapat diambil
- Musuh-musuh Islam tak pernah tidur, mereka terus mengintai mencari celah untuk mencelakakan dan membendung laju dakwah ini.
- Semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpa. Kalau jadi rumput memang hampir tak kena angin tapi selalu diinjak-injak.
- Ayat 11 mengatakan fitnah itu baik bagimu, saya coba mereka-reka sisi baiknya, yaitu:
- Fitnah itu memisahkan mana kader sejati, mana munafik
- Fitnah itu menggembleng ,mematangkan, dan mendewasakan pemikul dakwah ini
- Fitnah itu memperbanyak sujud dan munajat kita, menguatkan hubungan kita kepada Allah sang Pencipta
- Sebagai isyarat kemenangan semakin dekat. 2th setelah peristiwa itu terjadi Fathu Makkah tahun 8H.
- Allah sedang menyiapkan kita memikul amanah yang lebih besar.
- Kalau dakwah ini lurus tak mendaki, justru akan memandulkan potensi, menumpulkan strategi mengkerdilkan nyali, mematikan nurani.
- Maka
ujian menjadi sebuah energy, hingga mempercepat ekspansi ke Madinah
bahkan terus melebarkan sayap ke seantero Arab, bersihkan Yahudi yang
jadi duri.
- Dari seorang diri di Makkah, yatim, hidup menumpang pada belas kasihan paman yang miskin, 13th berdakwah hanya mendapat sedikit pengikut, bahkan terusir secara hina dengan bekal seadanya, namun hanya membutuhkan 8th
di Madinah , Rasulullah menghimpun 10.000 kekuatan dengan penuh wibawa
menaklukkan Makkah tanpa perang pertumpahan darah melainkan kedamaian
dan pengampunan.
Saudaraku di Medan Dakwah
Hari
ini kita merasakan fitnah itu. Namun sejatinya bukan saatnya mengeluh
apalagi memaki. Bukan waktunya bersedih apalagi mengurung diri.
Jadikan fitnah sebagai energy
Yakinlah ini jalan para Nabi
Dakwah suci yang diberkahi
Tanpa itu rohani akan mati
Jauh sebelum jasad masuk bumi.
Tunjukkan bakti pada pertiwi
Bangun negeri ciptakan Harmoni
Di jalan Allah yang diridhoi…