3 Periode Krusial Menuju PKS 3 Besar
"Keterkejutan, Kesadaran lalu Kemantapan"
Oleh Imam Maulana, S.T *)
Melihat konstelasi politik yang terjadi saat ini dan sedikit membuka
lembaran-lembaran catatan perjalanan partai da’wah ini mulai dari awal
tahun 2013 sampai setidaknya nanti 2014 maka PKS akan melewati 3 (tiga)
periode yang sangat krusial :
Pertama, Periode Keterkejutan
Periode ini di mulai ketika ‘kriminalisasi’ kasus daging impor dengan
ditangkapnya mantan Presiden PKS, walaupun sampai sekarang konstruksi
hukumnya masih belum jelas. Kejadian ini sungguh memberikan efek kejut
yang luar biasa bagi kader dan partai ini. Layaknya orang terkejut,
kadang sedikit menimbulkan keterguncangan, ketidakpercayaan, kegalauan
dan berbagai macam efek lainnya.
Namun sesungguhnya keterkejutan yang dialami kader dan partai ini masih
belum dikatakan berakhir. Masih ada ‘keterkejutan baru’ yang memang
sengaja diciptakan atau dimainkan oleh pihak-pihak tertentu yang memang
menginginkan partai ini tumbuh seperti pohon ‘bonsai’, tetap kecil dan
dan indah dipandang namun tidak pernah tumbuh membesar. Mulai dari kasus
’Ayu Azhari’ yang coba dikait-kaitkan dengan partai ini walupun tidak
jelas nyambungnya kemana, kasus ‘kader’ di Pare-Pare, dan masih banyak
lagi mungkin isu dan ‘gosip’ yang akan dimunculkan.
Pada tahapan ini memang akan memunculkan sikap ‘inferior’ (rendah diri)
kader partai ini. Tapi Alhamdulillah, Alloh karuniakan partai da’wah ini
qiyadah, manhaj dan sistem yang mampu meredam dan mengatasi efek
keterkejutan yang terjadi. Namun ada sebuah anomali bahwa keterkejutan
yang dialami PKS ternyata membuat terkejut juga masyarakat, pengamat dan
juga lawan-lawan politiknya, karena di tengah badai ujian, PKS malah
meraih kemenangan-kemenangan penting dalam beberapa pilkada.
Kedua, Periode Kesadaran
Setelah munculnya berbagai ‘kejutan’ berikutnya adalah munculnya
kesadaran dalam diri kader dan partai ini bahwa memang perjuangan untuk
mewujudkan sepenggal firdaus di bumi Indonesia ini bukan pekerjaan yang
mudah dan butuh energi yang luar biasa. Butuh keikhlasan, keseriusan,
pengorbanan yang makin besar pula.
Memang yang menjadi persoalan adalah kecepatan munculnya kesadaran yang
tidak sama pada diri kader. Ada yang masih gugup dan gagap, ada yang
masih setengah sadar dan ada juga yang sudah berada pada kesadaran penuh
untuk kembali melanjutkan perjalanan kafilah da’wah ini.
Ketika fase kesadaran ini sudah muncul dalam diri kader maka dalam
kondisi kritis kader da’wah partai ini akan bertambah, akan
berdesak-desakan ketika banyak pekerjaan da’wah, menghilang ketika ada
keuntungan, saling mengalah dalam urusan dunia dan saling berlomba dalam
urusan akhirat. Inilah salah satu kesadaran yang ingin dibangun dalam
partai da’wah ini, sehingga pekerjaan-pekerjaan besar dalam menata ulang
‘Taman Indonesia’ ini akan menjadi pekerjaan yang mengasyikan, para
kadernya pun menikmati keletihan-keletihan dalam berda’wah bahkan hingga
keletihan itupun lelah mengikutinya.
Ketiga , Periode Kemantapan Eksistensi
Ketika tahapan kesadaran sudah muncul maka yang berikutnya diharapkan
adalah munculnya sebuah kemantapan, baik kemantapan hati, pikiran dan
kemantapan langkah dalam melakukan gerak dan kerja. Dengan modal
kemantapan inilah kita akan mewujudkan kemantapan eksistensi PKS di
tengah-tengah masyarakat Indonesia. Kita ingin da’wah ini bisa
menjangkau seluruhnya mulai dari lembah hingga yang di atas puncak
gunung di negeri kita ini... hatta yaltaffuuna haulana.. (hingga
mereka/masyarakat berada di sekeliling kita), bahkan bila perlu bayi
yang masih dalam rahim ibunya pun sudah menerima seruan da’wah islam
ini. Kader harus menyampaikan bahwa sesungguhnya mereka lebih kita
cintai bahkan dari diri kita sendiri.
Memang bisa jadi di setiap daerah akan ada pada kondisi yang berbeda,
ada yang masih terkejut, ada yang sudah sadar bahkan ada juga yang sudah
mulai memantapkan eksistensi di daerahnya. Akan tetapi yang terpenting
adalah terserah kita berada pada periode yang mana, tetapi kita harus
memastikan bahwa kita semuanya senatiasa terlibat dan berkontribusi
dalam perjuangan besar mewujudkan cita-cita kita itu.
‘Ayanqushul islamu wa ana hayyun’...Akankah da’wah islam ini
melemah sedangkan saya masih hidup?? Sebuah kekuatan robbani yang
ditampilkan Abu Bakar r.a. di tengah kelesuan semangat, ujian-ujian dan
fitnah yang menghadang. Sebuah pertanyaan muncul; Akankah PKS menjadi
lemah, sementara kader-kader nya masih hidup??
Wallohu’alam bishowab
*) Prajurit di Perbatasan Andalas