Dunia internasional melalui lembaga pangan dunia (food and agricultue
organization/FAO) mengakui ketahanan pangan Indonesia dengan memberikan
sebagai negara yang tidak memiliki kasus kelaparan.
Dalam dialog dengan sejumlah kelompok tani di Kelurahan Gedung Johor,
Kecamatan Medan Johor, Menteri Pertanian Suswono mengatakan pengakuan
dan penghargaan lembaga pangan PBB tersebut didapatkan tahun 2013.
Pihaknya merasa gembira sekaligus menyampaikan apresiasi atas dukungan
berbagai elemen masyarakat tani di tanah air sehingga Indonesia bisa
mendapatkan penghargaan itu. "Padahal targetnya pada 2016.
Alhamdulillah, tiga tahun lebih cepat," katanya sebaimana dikutip
Antara, Minggu (23/6/2013).
Menurut dia, pihaknya berkeyakinan lembaga internasional setingkat PBB
memiliki alasan dan pertimbangan tersendiri ketika memberikan
penghargaan atas ketahanan pangan di Indonesia tersebut.
Salah satu pertimbangan tersebut diperkirakan dari aspek perbandingan
produksi padi yang mencapai 39 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan
hanya 33 juta ton. "Dalam beberapa tahun ini, jarang terdengar ada
busung lapar," ujarnya.
Namun, kata Mentan, pihaknya tidak membantah jika masyarakat miskin
masih cukup banyak di tanah air yang jumlahnya berkisar 11% dari jumlah
penduduk Indonesia.
Jika terdengar kasus gizi buruk, kondisi itu diperkirakan lebih pada
aspek ketidakmampuan keluarga dalam mengatur asupan gizi terhadap
anggota keluarganya.
Ia mencontohkan kasus di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat
tentang adanya anak yang disebutkan mengalami kasus gizi buruk.
"Ternyata, makanannya ada tetapi orang tuanya kurang dapat mengatur
asupan gizi," katanya tanpa menjelaskan secara detail tentang nama
korban dan daerah yang mengalami gizi buruk itu.(inilah)
0 komentar:
Posting Komentar