Kamis, 02 Mei 2013

#Uupss "Box Kosong LHI" Kejadian Memalukan KPK

Kotak sepatu yang dikeluarkan dari deposit box LHI di Bank Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. foto: IST

JAKARTA—Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) urung menyita sebuah kotak milik Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), yang disimpan di kotak deposit (deposit box) di Bank Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. KPK menyangka dalam kotak yang sudah disimpan sejak tahun 2005 itu berisi barang-barang berharga milik LHI.
Kuasa hukum LHI Mohammad Assegaf menyampaikan, sebelumnya KPK menerima informasi bahwa LHI memiliki deposit box di Bank Mandiri pusat. Karena itu usai pemeriksaan LHI pada 30 April 2013 di KPK, tim penyidik KPK mengajak LHI ke Bank Mandiri untuk membuka deposit box tersebut.
“Bahkan KPK sudah mempersiapkan berita acara penyitaan. KPK juga menyiapkan mobil khusus untuk membawa barang sitaan itu,” kata Assegaf, Rabu (5/1) di Jakarta.
LHI sendiri, menurut Assegaf, lupa kalau memiliki deposit box di Bank Mandiri. Dia juga tidak tahu isi deposit box tersebut. Karena sejak pertama kali menggunakannya tahun 2005, dia tidak pernah menjamahnya lagi.
Ketika dibuka dalam deposit box itu ternyata berisi sebuah kotak sepatu berwarna putih dengan tulisan VINCCI di bagian depan kotak. Dalam kotak sepatu itu hanya berisi amplop kosong Bank Mandiri, amplop kosong bank HSBC,  amplop kosong bertuliskan cek multiguna Bank BNI, serta laporan rekening HSBC atas nama Luthfi Hasan Ishaaq.
Mengetahui isi deposit box hanya kotak sepatu yang tidak ada barang berharganya, KPK urung melakukan penyitaan.
“Kotak tersebut kemudian dibawa oleh tim hukum LHI yang saat itu mendampingi LHI ke Bank Mandiri,” jelas Assegaf.(IST)



*http://tajuk.co/2013/05/kpk-urung-sita-isi-deposit-box-milik-lhi/
Read more »

Amalan Tersembunyi Yang Membuat PKS Dicintai



Widyo
Balikpapan Timur

Menyimak cerita yang disampaikan oleh murabbi saat liqo Jumat, 26 April kemarin. Suatu kisah yang membuat kami semua peserta liqo berulang kali mengucap “Masya Alloh”. Suatu kisah yang murabbi bacakan dari sebuah buku berbahasa arab. Beliau membaca bahasa arabnya, lalu kemudian menerjemahkannya dalam bahasa indonesia.
Kisah pertama, tentang Khalifah Abu Bakar as Shiddiq ra. Oh ya, sebagimana judul yang saya tulis, kisah yang beliau sampaikan bernilai tentang amalan shalih yang tersembunyi. Lanjut ke kisah Abu Bakar as Shiddiq ra. Beliau menyampaikan, bahwa Abu Bakar mempunyai amalan unggulan lagi tersembunyi yang membuat beliau dicintai rakyatnya, dan tentunya dicintai Alloh. Suatu amalan yang tidak perlu diketahui banyak orang. Cukup Abu Bakar sebagai subject amal shalih, seseorang yang menerima amal shalih sebagai object, dan tentunya Alloh SWT sebagai Maha Mengetahui.
Disetiap pagi sebelum matahari terbit, Abu Bakar selalu keluar rumah menuju padang pasir nan jauh, mengunjungi sebuah tenda yang sudah usang, jika diibaratkan jaman sekarang, mungkin seperti rumah berdinding bambu yang reyot. Beliau masuk ke dalam tenda tersebut, setelah beberapa waktu, beliau kemudian keluar. Suatu pagi, kepergian Abu Bakar diketahui oleh Umar bin Khattab ra. Dihinggapi rasa penasaran oleh apa yang dikerjakan sang khalifah, Umar diam-diam mengikuti beliau.
Dari kejauhan, Umar mengamati Abu Bakar masuk kedalam tenda usang, lantas keluar setelah beberapa lama. Setelah Abu Bakar pergi, Umar masuk ke tenda usang tersebut dan didapatinya seorang wanita tua dan tidak mempunyai keluarga kemudian Umar bertanya.
”Wahai wanita tua hamba Alloh, siapakah laki-laki tadi?”
”Demi Alloh aku tidak tau anakku, aku hanyalah wanita tua yang buta lagi lumpuh” Jawab sang wanita
”Lalu apa yang dia kerjakan disini?” Tanya Umar kemudian
”Dia membersihkan rumahku, membuatkanku adonan (makanan) dan memerah susu dari hewan ternakku”
Kemudian dengan meneteskan air mata, Umar berkata
”Wahai Abu Bakar, engkau benar-benar telah membuat khalifah yang dipilih sesudahmu dalam kepayahan”.
Kalimat Umar bukan merupakan suatu ratapan, namun sebuah bentuk kekaguman kepada seorang Abu Bakar, yang selalu menjadi yang utama dalam hal beramal shalih. Umar seolah-olah kasihan kepada khalifah yang terpilih setelah kepemimpinan Abu Bakar, kasihan karena kelak ia ‘harus’ mencontoh Abu Bakar yang amaliyah hariannya begitu luar biasa, seolah sulit untuk diikuti.
Cerita kedua, ketika Umar bin Khattab ra menjadi khalifah, beliau sedang berjalan-jalan hingga wilayah tepi Madinah. Lagi-lagi, jika diibaratkan jaman sekarang, mungkin seperti di gugusan pulau terluar dari wilayah Indonesia, yang -mungkin- belum ada media semacam televisi, radio, apalagi internet, pelosoookkk banget. Coba cek google maps, cari 'sangihe'. Kurang lebih itulah gambarannya jika di Indonesia. Umar kemudian bertemu seorang laki-laki yang nampak lelah dan gelisah.
”Siapakah kamu?” Tanya Umar
”Aku adalah seorang pendatang, aku kemari untuk mencari khalifah, aku ada urusan dengannya,” jawab si lelaki
Ya, saya mengambil contoh gugusan pulau terluar wilayah Indonesia yang belum tersentuh media, hingga penduduk di wilayah itu tidak pernah melihat alias tidak hafal wajah presiden Indonesia waktu itu, hanya tau namanya saja. Begitulah kira-kira kondisi si lelaki. Saking jauhnya dari wilayah Madinah, ia tidak pernah pernah bertemu dan melihat Umar yang kala itu adalah khalifah. Ia hanya tau nama, hanya tau bahwa khalifah saat itu adalah Umar bin Khattab ra.
Sesaat kemudian, Umar mendengar ada rintihan wanita dari balik tenda yang didirikan sang lelaki, ia pun bertanya.
”Siapa itu, kenapa dia merintih?” Tanya sang khalifah
”Kau tidak perlu tau, aku hanya ingin ke kota Madinah menemui khalifah untuk minta bantuan kepadanya,” jawab sang lelaki.
Namun setelah ditanya berkali-kali, akhirnya laki-laki itu mengaku bahwa istrinya di dalam tenda sedang kesakitan akan melahirkan. Bergegas Umar pulang dan mengajak istrinya, Ummu Kultsum untuk membantu wanita tersebut melahirkan. Umar memikul sendiri bekal makanan sementara Ummu Kultsum membawa perlengkapan untuk melahirkan.
Setibanya di tenda, Ummu Kultsum langsung masuk kedalam dan membantu proses persalinan sementara Umar membuat api untuk memasak makanan untuk sang wanita. Tak berapa lama kemudian, Ummu Kultsum menengok keluar sambil berkata kepada Umar.
”Hai Amirul Mukminin, sampaikan kepada temanmu bahwa ia diberi karunia Alloh anak laki-laki.”
Sapaan ‘Amirul Mukminin’ kepada Umar membuat laki laki tadi kaget, ternyata seorang baik hati yang menolongnya sedari tadi adalah Umar bin Khattab sang khalifah. Ia terdiam tatkala mendengar Ummu Kultsum memanggilnya. Tak lama kemudian, Umar mengantar makanan yang telah ia masak kedalam tenda untuk diberikan kepada wanita yang baru melahirkan. Sikap Umar yang tidak mau mengenalkan dirinya sedari awal kepada laki-laki pendatang itu jelas tanpa bermaksud kemudian membuat laki-laki itu agar penasaran. Dalam benak saya, Umar pasti berpikir, tidak penting dikenal namanya, yang penting adalah sumbangsih nyata kita kepada sesama, sebagai seorang muslim. Biarlah orang lain mengenal kita dari apa yang kita perbuat, bukan dari apa yang kita jabat. Tersembunyi, tidak perlu menampakkan siapa kita, apa jabatan kita, yang penting adalah wujud kerja nyata.
Begitulah kiranya aktivitas kerja dakwah PKS, kader-kader PKS tidak perlu, tidak harus semua lantas berlomba-lomba memasang spanduk, baliho atau poster tentang jatidiri mereka. Tidak perlu juga memasang jadwal agenda kerja dakwah di pinggiran jalan-jalan besar. Tidak perlu harus ada media yang meliputnya. Tanpa publikasi, kader-kader PKS otomatis langsung terjun ke masyarakat, memberikan sumbangsih nyata berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Contoh kerja nyata yang sederhana, kader PKS memang paling hobby main, kelayapan, bahasa sundanya 'ulin'. Paling pas sama karakter orang jawa, 'Jalan-jalan Wae', hehe. Silaturrahim kami lakukan secara otomatis, kadang sporadis, kadang sistemis. Ada moment pemilu atau tidak, kader PKS tetap hobby silaturrahim. Ini program kerja, sederhana, dan tidak perlu dipublikasikan. Berita berjudul "Walikota XXX blusukan ke kampung meninjau selokan-selokan kampung", kemudian ditampilkan di media, di share ke facebook, di re tweet di twitter, di repost di tumblr dsb, itu tidak perlu. Semua tersembunyi. Tapi dampaknya sangat terasa di masyarakat. Keberadaan kita memberi manfaat bagi warga, paling tidak tetangga. Bukankah itu sebaik-baiknya ummar, yang paling bermanfaat.
Another example, ketika ada bencana alam menimpa suatu daerah. Tanpa diminta pemerintah (eh ternyata dilarang hehe), kader PKS otomatis romantis terjun langsung ke lapangan. Syuro singkat padat diselenggarakan untuk mempermudah koordinasi di lapangan. Kader yang berprofesi sebagai dokter, perawat, guru, atau kader yang punya hobby masak, hobby cerita atau kader yang hanya mengandalkan kekuatan fisik dan semangat, semua tumplek blek di daerah bencana untuk segera membantu korban.
Tidak perlu lantas juru kamera khusus, ada wartawan resmi yang selalu ngekor untuk meliput, kemudian dipublikasi di media nasional. Kemudian  menjadi bahan perbincangan. Tidak perlu. Semua dikerjakan secara 'tersembunyi'. Biarlah rakyat yang langsung merasakan keberadaan kader-kader dakwah yang tergabung dalam wajihah PKS. Biarlah kelak mereka yang menjadi saksi kemanfaatan yang ada dalam setiap kader. Media??? Tidak akan lama gemanya, sekejap tergantikan oleh berita lain.
Sekali lagi, Itu semua dilakukan tanpa harus ada media yang tahu, biarlah rakyat yang langsung merasakan hasil dari amaliyah tersembunyi, hingga PKS pun semakin dicintai.

***widyo-balikpapan timur***
Read more »

Label : PKS - Partai paling layak dipilih 2014


Hari ini (1 Mei 2013) bertepatan dengan Hari Buruh sedunia, Google menetapkan PKS di urutan nomor 1 sebagai Partai paling layak dipilih 2014
Kepintaran dan kebesaran Google sudah tidak diragukan lagu. Mesin pencari terbesar di Dunia ini menyimpan segala informasi di Internet. Dengan algoritma yang sangat kompleks untuk menentukan urutan hasil pencarian.
Google sangat ketat dalam menetapkan hasil urutan pencarian. Dengan melihat popularitas, relevansi dan otentifitas data yang tersimpan, Google menempatkan siapa yang tampil di atas, dan saat ini dengan kata kunci "Partai paling layak dipilih 2014". Google menetapkan PKS - Partai Keadilan Sejahtera pada urutan Pertama dari 1,6 juta hasil pencarian.
Read more »

PKS Optimis Mampu Mengalahkan "Caleg Artis"

Pengalaman sejak 2009 memperlihatkan tidak semua legislator artis bisa bekerja dan berkinerja optimal sebagai wakil rakyat yang memperoleh mandat politik melalui pemilu. Mereka secara umum sama saja dengan sebagian besar anggota DPR non-artis yang juga kinerjanya tenggelam di balik hiruk-pikuk politik dan demokrasi kita.
Sistem pemilu yang diadopsi kembali untuk Pemilu 2014, apa boleh buat, lebih mengandalkan ketenaran belaka ketimbang kapabilitas para caleg, sehingga caleg artis memperoleh peluang besar untuk meraih dukungan dan terpilih. Pemilu akhirnya menjadi ”pasar bebas” yang memungkinkan siapa saja yang populer, entah artis, keluarga pejabat tinggi, atau pesohor lainnya, untuk terpilih.
Namun dari permasalahan pencalegan artis diatas, Rohmani anggota dewan dari Komisi X Fraksi PKS menerangkan bahwa dari survei yang PKS lakukan memang ada beberapa poin yang ditangkap, misalnya poin penting itu adalah masyarakat akan memilih caleg itu yang dekat dengan mereka.
“Jadi kemudian bagi PKS adalah bagaimana kader-kader kita dengan program-programnya menjadi dekat dengan mereka tidak saja secara hati mungkin juga secara fisik. Salah satu caranya kader-kader kita sebanyak dan seintens mungkin terjun bersama-sama masyarakat menyelesaikan masalah-masalah, itu yang kita dapati dari survei yang kita lakukan,” ujarnya saat diwawancarai Beningpost.com, Senin kemarin (29/4).
Ia menambahkan, “Artinya inilah survei yang kita pakai dan di beberapa tempat pun ternyata kita juga tidak kecolongan suara dengan para artis.”
Rohmani menganggap pemilu tahun lalu PKS tidak kecolongan suara dengan para artis, karena pada intinya, Rohmani mengatakan, logika politik PKS adalah logika memberdayakan masyarakat. Disanalah PKS berharap memang bisa merebut hati masyarakat.
“Kalaupun tidak bisa, sekali lagi PKS tidak akan menyurutkan langkah kita dan berbalik arah, bahwa PKS ini tidak diisi artis, PKS tidak akan begitu. Yang akan tetap kita lakukan adalah pencerdasan politik kepada masyarakat, tetap itu. Tidak takut tersalib dengan parpol lain yang berisi artis-artis, tidak,” tegas pria kelahiran Brebes tersebut.

*http://beningpost.com/read/5944/pks-tidak-takut-tersalib-dengan-parpol-lain-yang-berisi-artis-artis
Read more »

Jumat, 26 April 2013

Hidayat Sampaikan Duka dan Doa atas Meninggalnya Ustadz Jefry Al Buchori

Jakarta – Ustadz Jefry Al Buchori atau biasa disapa Uje meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan sepeda motor di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2013) dini hari.
Belum jelas penyebab kecelakaan tersebut. Namun, Twitter TMC Polda Metro Jaya pada pukul 03.02 WIB, menginformasikan kecelakaan pemotor Kawasaki E650 B 3590 SGQ menabrak pohon di Jl. Gedong Hijau 7 Pondok Indah, korban meninggal dan masih dalam penanganan.
Atas berita wafatnya Ustadz Jefry Al Buchori, Hidayat Nurwahid, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lewat akun twitternya @hnurwahid mengucapkan belasungkawa dan doa buat almarhum...

Innalillahi..., sahabat kita yg baik Ust Uje AlBuchariy tlah wafat, kita berduka & berdoa; Allahumaghfirlahu warhamhu wa'jal jannata matswahu. amin.
Read more »

Kekuasaan Yang Bicara, bukan (hanya) Membicarakan Kekuasaan


Ini cerita beberapa tahun silam di kota kami. Seorang Da’i muda yang punya pesantren dan santri yang setia. Sang Kiyai muda ini geram dan resah terhadap fenomena judi dan kemaksiatan  yang sudah mengakar di kotanya dan sangat sulit diberantas. Berbagai upaya dilakukan untuk melakukan nahyi munkar, bersama santri dan elemen umat Islam lain dengan melakukan demo, pengalangan opini, dll.
Namun semakin keras upayanya, semakin keras pula serangan balik yang dilakukan oleh para pelaku kemaksiatan. Demo, sweeping, yang hampir didukung oleh semua elemen umat islam waktu itu tak mampu memberantas judi (waktu itu Togel). Sampai akhirnya sang kiyai berhadapan dengan satu kenyataan yang terangkum dalam keluhannya: ”Susah, ternyata semua terlibat.....” ah, sebuah kenyataan pahit, karena semua kalangan sudah dicocok mulutnya dengan uang. Tak peduli aparat bahkan mungkin ada oknum dari kalangan ahli agama juga yang dicocok mulutnya.
Tahukah kita, bahwa beberapa bulan kemudian judi yang sangat susah diberantas itu ternyata bisa total diberantas hanya oleh satu orang. Orang itu adalah Kapolri (tidak perlu saya sebutkan namanya). Kiyai dengan ribuan santri, umat Islam dengan jutaan massa tak bisa memberantas kemunkaran kalau tak punya kewenangan dan kekuasaan. Tapi satu orang yang berwenang dan punya kekuasaan bisa memberantas itu dalam satu perintah saja.
Jika negeri ini masih jauh dari ideal sebagai negeri Islami, bukan berarti kita biarkan negeri ini dikelola oleh para bajingan. Kalau anda mengutuk para penguasa, 150 juta umat Islam mengutuk pun tak kan ada pengaruhnya kalau mereka yang berkuasa. Faktanya, 32 tahun orde baru berkuasa, umat Islam tak punya tenaga, bahkan untuk mengumpulkan kekuatan.
Kini semua terbuka lebar. Kesempatan untuk memperbaik negeri ini ada pada tangan para mujahid yang siap berkorban. Politik itu kotor dan menyeramkan ya ! dan resiko itu hanya bisa dipikul oleh mereka yang siap berperang. Dihina, dicemooh bahkan dibunuh karakternya adalah bayaran yang harus diterima dalam peperangan ini.  Tetapi, kita sudah melangkah, tak mungkin lagi berbalik ke belakang.
Kita tahu, banyak yang ingin melihat kita hancur, bahkan termasuk yang seharusnya menjadi kawan dan menjadi penolong. Tetapi jika keyakinan bahwa kita berada di jalan-Nya masih ada, maka Hasbunallah wa ni’mal wakiil....

from bandung with love

*by Ahadi
Read more »

"Kecewanya saya dengan PKS" | Curahan hati kader bawah.. Semoga dibaca para Petinggi PKS



Kecewanya saya dengan PKS

Begitulah perasaan yang mewakili hati saya sekian tahun kebersemaan saya di PKS.
Kekecewaan demi kekecewaan telah membuat saya terus berfikir dan merenung apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki kondisi bangsa Indonesia.
Diawali kekecewaan yang katanya para Aleg PKS gaya hidupnya sudah berubah, dekat dengan kesenangan duniawi. Tapi oh ternyata infaq mereka jauh dan jauh lebih besar berkali-kali lipat dari saya. Langsung saja saya kecewa ternyata infaq saya masih terbilang recehan, pantaslah mereka Allah berikan harta yang lebih banyak. Tapi dari yang sekian banyak anggota dewan yang Allah berikan harta, masih banyak saya kenal dekat anggota DPR&DPRD hidupnya jauh lebih sederhana dari saya. Ya, lebih sederhana, karena untuk sekedar biaya berobat anaknya pernah tdk memiliki uang, belum lagi kesederhanaan istrinya yang menjadi contoh teladan buat saya. Jelas saya kecewa, karena lagi-lagi saya belum mampu mengikuti jejak ketawadhuan mereka. Malu sambil menutup muka.
Kemudian saya kecewa lagi, karena ternyata Anggota DPR saya kedapatan nonton video porno (kata media), geram luar biasa saya ini sebagai kader PKS. Bagaimana tidak, selama ini kami begitu gigih memperjuangan golnya UU Pornografi agar bisa disahkan dan untuk mencegah degradasi moral. Lagi-lagi saya kecewa,karena dalam hitungan 1 hari setelahnya Aleg DPR tsb dengan bijak mengundurkan diri. Setelah berapa lama kemudian saya bertemu dengan beliau, akhirnya saya paham yang terjadi sebenarnya. Jauh dari kebenaran media yang memberitakan, bahkan sikap mengundurkan dirinya sepi tak terdengar.
Belum sampai disini kekecewaan saya hadir lagi pada PKS. Saya kecewa, kok ya pemimpin PKS pada ramai-ramai melepas jabatan strategis mereka di Partai, alias tidak merangkap jabatan karena mereka telah diberi amanah sebagai pejabat publik. Semisal Ustadz Nurhmahmudi, Ustadz Hidayat, Ustadz Tifatul, Ustadz Salim, dll melepas jabatannya di partai tanpa perlu merasa khawatir keberadaan mereka menjadi terganggu. Jelas kekecewaan saya bertambah, ternyata para pemimpin ini mengajarkan bahwa amanah publik tidak bisa dianggap main-main atau disambi. Kok kecewa? Ehm, kecewa karena contoh-contoh kebaikan ini jarang terdengar media. Malah yang lain sibuk berlomba-lomba mengamankan posisinya agar tetap strategis :)
Jumlah kami yang sedikit diparlemen, baru 57 dari 560 aleg DPR telah membuat saya kecewa. Kecewa kalau 57 orang saja sudah bisa 'menggigit' dalam mengawasi kinerja pemerintah. Dari mengusahakan UU Pornografi, mengusung hak angket pajak, hak angket century yang terakhir lebih seru saat berani menjadi satu-satunya partai koalisi bersikap tegas menolak kenaikan BBM. Kecewa dengan jumlah sedikit itu karena sudah berhasil mengajak dan melegislasi beberapa kepentingan masyarakat. Seperti sekarang ini yang nyaris sulit gol adalah RUU Jaminan Produk Halal, dll nya. Walaupun akhirnya PKS dengan segala perjuangannya diparlemen membuat kehilangan satu kursi menteri strategisnya. Ya, kecewa karena demi kepentingan masyarakat lagi-lagi PKS tidak khawatir akan kehilangan kursi menteri. PKS bersama rakyat, itu ucapan yang saya ingat yang disampaikan oleh Ustadz LHI saat beliau masih menjabat sebagai Presiden PKS. Jawaban seorang presiden yang bijak, yang mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan kursi menteri untuk partainya.
Kekecewaan saya ternyata tidak sampai disana, disaat kami semua kader PKS sedang bersiap-siap untuk bergerak memenangkan Pemilu, diantara kerja-kerja kami di masyarakat. Lagi-lagi Partai Dakwah ini, yang mengusung nama Islam sebagai azas kami ditimpa musibah, ujian, cobaan yang sampai menusuk jantung (kalau bisa didramatisir nih berita). Bagaimana tidak, Presiden PKS kami disangkakan menerima suap 1M dari pengusaha terkait Impor sapi. Kecewa saya lagi-lagi, karena dengan sigap tanpa perlu pembuktian yang bertele-tele, Ustadz LHI lantas mengundurkan diri.

Sampai hari ini saya masih kecewa, ya karena tudingan sana-sini yang begitu keji masih sulit terbukti oleh KPK. Padahal sudah berhari-hari Ustadz LHI dipenjara sana, namun itulah berkah bagi aktivis dakwah bukan kekesalan dan mendendam, justru dipenjara Ustadz LHI bercerita hapalannya qur'annya malah bertambah. Jauh dari saya yang diluar sini, hapalan malah gak nambah-nambah.

Kecewa lagi saya dibuatnya, kalau Ustadz kami telah mengajarkan arti kemuliaan dalam menghadapi persoalan dengan baik. Setelah ujian yang menimpa Ustadz LHI, dalam hitungan hari lagi, Presiden PKS kami diganti oleh Ustadz Anis Matta. Bahkan yang membuat saya lebih kecewa, beliau langsung mengundurkan diri. Melepas jabatannya yang strategis sebagai wakil DPR untuk menyelamatkan prahara ini (bahasa media, lagi-lagi). Saking ingin memastikan kondisi kadernya diseluruh Indonesia, dalam hitungan hari Presiden PKS dan jajarannya langsung berkunjung ke kader-kader seluruh di Indonesia. Beliau ingin menyampaikan, bahwa prahara ini harus berlalu, harus terus dikawal kerja-kerja kita ini untuk masyarakat dengan terus memberikan cinta dan menghadirkan harmoni yang menyejukkan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Terkagum-kagum masyarakat dibuatnya atas sikap dan pidato politik, sudah terlalu banyak yang terkesima atas sikap simpatik beliau dimedia televisi. Dimulai dari saya, orangtua saya, tetangga bahkan kurir langganan saya siap bergabung menjadi kader PKS.

Kekecewaan yang bertambah ini, karena bukannya kader PKS membubarkan diri atau membakar bendera di kantor DPC/DPD, yang ada saya malah menerima banyak pesan melalui ponsel saya untuk kembali bergabung dalam barisan dakwah ini. Ternyata kekecewaan saya ini malah membuat macan tidur kembali dari tidur panjangnya dengan banyak menggerakkan kembali semangat-semangat kader untuk lebih bekerja dengan tulus untuk masyarakat.

Alhamdulillah, diantara kekecewaan yang banyak ini Allah memberikan anugerah berupa kemenangan pilkada dibeberapa daerah. Padahal saat itu, bisa dibilang kondisi kader pada kondisi yang paling lemah. Namun ternyata Alhamdulillah, bukan kelemahan yang berkepanjangan namun justru menjadi titik balik dalam kebangkitan.
Sampai saat ini saya masih juga kecewa, karena berkali-kali Menteri Pertanian kami dipanggil KPK. Dipanggil untuk terus dimintai keterangannya. Padahal sudah jelas, kuota impor daging sapi dan buah dari AS dan Australia dikurangi dalam jumlah yang sangat besar. Kalau Ustadz LHI, mau menerima suap harusnya bukan dikurangin ya kuotanya. Justru malah ditambah, agar besar suap itu semakin besar. Ternyata oh ternyata selalu saja ada kepentingan bisnis yang membuat kasus ini semakin tidak jelas arahnya. Kecewa yang terus ada melihat bagaimana perlakuan hukum itu berbeda satu dengan yang lainnya. Antara Presiden Partai kecil dengan Ketua Umum Partai besar, yang satu dalam hitungan jam tanpa uang suap ditangan sudah ditangkap. Sedangkan yang dari Partai besar malah sudah terima mobil & dikembalikan, namun kenyataannya sampai sekarang masih bisa twiterran di social media dan plesiran ke Bali.
Kecewa tambah berat saya dengan partai islam ini, karena katanya PKS mengusung caleg non muslim. Udah sesat katanya PKS, karena hal ini. Hello, aleg non muslim dari PKS itu udah lama dari tahun 2004 kalau tidak salah. Ya, itu terjadi di daerah minoritas muslim. Dimana muslim disana hanya 1%, tapi ehm kok ya menarik banget dicermati. Kalau yang non muslim saja simpatik dan mau bergabung dengan PKS. Boleh donk ditanya kenapa? Kenapa yang non muslim bisa bekerja sama, malah lebih memilih bergabung dengan kami yang notabene hanya partai kecil disana. Kenapa caleg-caleg non muslim, itu tidak bergabung dengan partai besar nasionalis lainnya? bukankah peluangnya lebih besar dibandingkan dengan kami? Ya itulah, ketika PKS berhasil membuktikan. Bahwa keberadaan kami sebagai Partai Islam bukan lantas menjadi ancaman, namun menjadi pembuktian, kalau kami partai islam kecil disana bisa diajak kerjasama yang tunjuannya memberikan manfaat yang luas bagi kepentingan masyarakat. Itulah ketika ayat-ayat suci dalam Alqur'an telah diterjemahkan dengan nyata dengan baik. Karena memang tidak perlu ada yang dikhawatirkan memang, ketika Allah memberikan PKS memimpin negeri ini. Kerja nyata yang didasari cinta yang menunjukkan Islam sebagai Rahmatan lil Alamiin.
Miris memang negeri ini, negeri yang begitu kaya sumber daya alam. Memiliki banyak anak bangsa yang mumpuni diberbagai bidang, yang teah bertindak nyata namun jauh dari penghargaan. Namun, karena inikah terus kita semua jadi kecewa? meratapi nasib, bersungut-sungut menyesali keadaan, berteriak-teriak tanpa banyak berbuat. Ya saya kecewa, namun kekecewaan saya tidak akan diartikan dengan perbuatan yang sama. Saya akan mengartikan kekecewaan ini dengan kerja yang tulus untuk masyarakat, menghadirkan cinta dengan makna terus memberi dan memberi yang bisa saya miliki. Tanpa perlu peduli, mereka ada di barisan yang memilih PKS atau tidak. Karena bagi kami di PKS, sungguh indah harmoni anak bangsa yang saling bahu-membahu memberikan karya nyata hingga hasil kerja tersebut dapat dinikmati kelak oleh generasi penerus negeri ini.

Cinta|Kerja|Harmoni




by Nurliani Ummu Nashifa
Jakarta



*http://www.facebook.com/nurliani.ummunashifazhafira/posts/10200501860241707
Read more »

 

KABAR DPC

KIPRAH KEWANITAAN