Kutipan wawancara eksklusive Arya Sinulingga, Host MNCNews, dengan Anis Matta, Presiden PKS, pada acara "One On One Bersama Anis Matta" yang disiarkan live MNCNews, Rabu (22/5/13).
***
Arya Sinulingga : Belakangan ini PKS mengalami goncangan yang sangat besar, bagaimana komentar Pa Anis Matta menyikapi hal ini?
Anis Matta : Sebelumnya saya akan memaparkan sikap pribadi saya dalam menyikapi setiap masalah. Baik yang menyangkut saya maupun menyangkut orang lain dan saya ada didalam pusaran peristiwa tersebut. Saya akan selalu memulai dengan sebuah pertanyaan : "Apa yang diinginkan Allah, atau hikmah apa yang akan Allah berikan dari setiap peristiwa ini?"
Apapun aktivitas yang kita lakukan, pada dasarnya selalu ada tantangan dan cobaan. Selanjutnya cara kita bereaksi terhadap sebuah masalah ditentukan oleh persepsi kita, karena itu maka saya selalu memulai dengan pertanyaan tersebut, hikmah apa yang akan Allah berikan dibalik peristiwa ini. Setelah saya menangkap hikmah dibalik peristiwa itu, maka saya akan bereaksi dibawah bimbingan hikmah dari peristiwa itu.
Apa yang saya alami saat menjadi Presiden PKS 1 Februari 2013, tidak jauh berbeda dengan apa yang saya alami saat saya diangkat menjadi sekjen PK tahun 1998. Saat itu saya tidak mempunyai pengalaman, tidak punya pengetahuan, PK tidak punya tokoh, tidak punya dana. Kita bergerak dengan apa yang kita miliki seadanya. Namun karena saat itu kita mempersepsikan sebagai momentum pembelajaran yang akan memicu kita untuk tumbuh. Bahkan saat itu saya pribadi tidak mengetahui bagaimana sistem perhitungan pemilu itu seperti apa. PK pernah tidak lulus parlemen threshold sehingga akhirnya harus membuat partai baru bernama PKS.
Saya mempunyai sebuah keyakinan, bahwa Allah tidak akan pernah menimpakan sebuah beban melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Jadi begitu beban seperti ini datang, saya percaya bahwa beban yang datang belakangan ini pasti akan dapat tertanggulangi dan bahkan bisa menjadi alat untuk memicu adrenalin kita untuk jauh lebih produktif. Jadi tantangan itu adalah salah satu dari sisi yang membuah sebuah sejarah itu hidup.
Dalam filsafat sejarah, sejarah dikendalikan oleh Challenge for Response, makin besar tantanganya, maka akan semakin besar responya. Kalau tantangan kecil, maka respon juga akan kecil. Maka dari itu, saya mendefinisikan masalah PKS ini bahwa kondisi ibarat PKS itu ada di tepi sumur, apabila ada yang menggeser/mendorong maka bisa saja terjatuh.
Saya menggunakan istilah sumur ini melihat dari kisah nabi Yusuf. Kala itu saudara-saudaranya berfikir dengan memasukan Nabi Yusuf kesumur maka semuanya sudah selesai. Sejarah mencatat kemudian 40 tahun kemudian saudara-saudara Nabi Yusuf kembali bertemu ditempat yang berbeda, bukan di sumur namun di Istana.
Saya menggunakan metafor ini karena saya yakin ketika kita menghadapi masalah dan kita menafsir masalah dalam persepektif Allah, biasanya Insya Allah akan membimbing kita bereaksi secara baik terhadap masalah ini.
***
Arya Sinulingga : Untuk kasus impor daging sapi ini, mengapa yang lebih terekspos adalah masalah perempuan?
Anis Matta : Itu salah satu bukti dari bias dalam membahas persoalan ini. Inilah yang oleh banyak pihak menyampaikan masalah ini sebagai Festivalisasi. Dalam setiap pelaksanaan hukum, pada akhirnya bertumpu kepada persoalan niat. Kadang-kadang anda punya alasan secara legal memang mempunyai hak untuk memanggil siapa saja, namun tidak signifikan. Namun hal ini diperlukan untuk menjadikan tontonan dan menjadikan bias.
Namun saya kira orang-orang akan salah paham bahwa publik Indonesia akan terpengaruh dengan masalah ini. Publik memahami bahwa dengan menghadirkan sosok-sosok perempuan ini sudah berada diluar konteks.
Publik Indonesia sudah sangat cerdas memberikan penilaian, akses informasi sudah sangat terbuka luas. Publik sudah semakin cerdas melihat ada kejanggalan dari kondisi ini. Publik Indonesia melihat betapa bias dan carut marutnya mengimplementasikan agenda-agenda hukum di negeri ini. Jadi saya tidak terlalu khawatir, apalagi meninggalkan dukungan ke PKS.
*kabarpks
0 komentar:
Posting Komentar