Demokrasi yang menjadi pilihan kolektif bangsa pasca Orde Baru harus
mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Karena itu,
Demokrasi jangan sekedar dimaknai sebagai kontestasi dan persaingan
politik antar golongan semata.
Demikian disampaikan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid dalam acara
Dialog Demokrasi dan Peradaban Internasional yang diadakan Bidang
Kebijakan Publik DPP PKS di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/4). Hadir
sebagai Pembicara utama dalam kegiatan ini Presiden Republik Indonesia
ke 3 Prof. Dr. Ing. BJ Habibie.
Menurut Hidayat, PKS menyadari sepenuhnya bahwa 2013 adalah tahun
politik. Karenanya, PKS ingin mengajak semua elemen politik untuk
bersaing bukan sekedar untuk memenangkan persainga, tapi juga bagaimana
untuk mewujudkan kesejahteraan.
“PKS menyadari sepenuhnya 2013 adalah tahun politik. Karena itu, Serial
Diskusi Peradaban ini justru mengajak semua elemen untuk ikut serta
menjadi bagian Demokrasi yang menjunjung tinggi etika dan menjauhi
pemikiran politik yang pragmatis,” tegas Hidayat.
Habibie, kata Hidayat, merupakan tokoh utama yang mengantarkan transisi
Demokrasi di Indonesia. Pada Tahun 1999 misalnya, Habibie memilih untuk
mempercepat Pemilu dan memutuskan tidak memperpanjang jabatannya.
Keputusan ini menunjukkan bahwa Habibie adalah Negarawan yang
mementingkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan.
“Tahun 1999 adalah masa genting transisi Demokrasi. Dan kita semua tahu
bahwa Habibie kala itu mampu menyelematkan Indonesia dari ancaman
perpecahan. Begitulah Negarawan, berpikir untuk bangsa daripada
golongannya,” kata Hidayat.
Hidayat menegaskan, Habibie menjadi inspirasi bagi PKS untuk terus
berjuang dalam koridor Demokrasi. Saat ini sampai 2014 nanti, Hidayat
menjamin PKS akan mengedepankan persaingan politik yang beretika dan
beradab serta berimplikasi pada kesejahteraan rakyat.
“Inspirasi Habibie menjadi pelajaran politik bagi PKS untuk
mengedepankan etika dalam berpolitik. Kami menjamin, bahwa sampai nanti
tahun 2014 PKS akan tetap mengdepankan etika dalam berpolitik dan
mengdepankan kesejahteraan rakyat dalam koridor Demokrasi,” ungkap
Hidayat.
Untuk Serial Dialog selanjutnya, kata Hidayat, akan menghadirkan
tokoh-tokoh Demokrasi internasional diantaranya mantan Perdana Menteri
Australia Kevin Rudd, Mantan Presiden Brazil Lula da Silva, serta
Menteri Luar Negeri Turki yang juga merupakan tokoh AK Party Ahmet
Davutoglu. “Visi PKS tidak hanya perbaikan di level nasional, tapi juga
di level internasional. Karena itu, kita perlu belajar pada tokoh-tokoh
demokrasi internasional dan membagi pengalamannya untuk Indonesia,”
tutupnya.
*http://www.islamedia.web.id/2013/04/hnw-demokrasi-harus-wujudkan.html
0 komentar:
Posting Komentar